Breaking

Thursday, September 17, 2020

ETIKA: SOPAN SANTUN, UNGGAH-UNGGUH, DAN TATA KRAMA

Etika: Sopan-santun, Unggah-ungguh, dan Tata krama

Masyarakat Jawa sebagai bangsa timur selalu memperhatikan tatanan dalam bersikap maupun berucap dalam setiap bersosialisasi.  Semua tatanan itu sering disebut etika. Maka seseorang yang memiliki sikap dan ucapan baik dalam masyarakat sering disebut orang beretika. Beberapa pendapat para ahli mengenai etika.

  • James J. Spillane SJ menjelaskan etika adalah mempertimbangkan atau memperhatikan perilaku manusia ketika membuat keputusan moral. Etika lebih lanjut mengarah pada penggunaan intelek manusia dengan objektivitas untuk menentukan hak atau kejahatan dan perilaku seseorang kepada orang lain.
  • Drs. H. Burhanudin Salam menyampaikan etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara tentang nilai dan norma yang dapat ditentukan oleh perilaku manusia dalam kehidupan mereka.
  • Prof. Dr. Franz Magnis Suseno mengungkapkan etika adalah ilmu yang memberikan arah, referensi dan dasar untuk tindakan manusia.
  • Surgarda Poerbakawatja mengatakan etika adalah filsafat nilai, tentang perbuatan baik dan buruk dan moralitas.
  • Drs. O.P. Simorangkir menjelaskan bahwa etika adalah pandangan manusia yang baik dan perilaku manusia yang buruk.

Etika bisa berarti cabang ilmu maupun sekadar pandangan mengenai baik dan buruk perilaku dan ucapan seseorang. Beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengungkapkan penggambaran etika dalam masyarakat Jawa, misalnya sopan pantun, unggah-ungguh, dan tata krama.

 

SOPAN SANTUN

Sopan santun merupakan gabungan dari dua kata, yaitu sopan dan santun. Jika sopan santun dimaknai secara bersamaan adalah sebuah takaran kebaikan seseorang yang berkaitan dengan perilaku dan ucapan. Sopan menunjukkan perilaku seseorang yang mengedepankan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sedangkan santun mencerminkan ucapan seseorang yang mengedepankan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Sopan santun bisa juga diartikan sebagai sikap ramah yang diperlihatkan pada beberapa orang di hadapannya. Masyarakat Jawa mengenal sikap ramah dengan sebutan sumeh atau murah senyum. Sejak dahulu kala orang Jawa sudah dikenal sebagai orang yang ramah oleh bangsa lain.

Sikap ramah dilakukan seseorang dengan harapan untuk menghormati atau menghargai orang itu, hingga membuat kondisi yang nyaman serta penuh keharmonisan. Sikap sopan santun menjadi sebuah kewajiban yang harus dikerjakan mulai dari anak-anak sampai orang tua.

 

UNGGAH-UNGGUH

Mungkin bagi orang Jawa kata unggah-ungguh sudah menjadi kata yang sering terdengar di telinga, namun banyak juga yang masih meraba-raba apa itu unggah-ungguh? Unggah-ungguh adalah tata aturan bahasa menurut kedudukan tata krama atau pantasnya.

Bahasa dalam konteks masyarakat Jawa tidak sekadar digunakan begitu saja, namun harus memperhatikan empan papan. Istilah empan papan ini mengacu pada dua hal yang berbeda. Empan berhubungan dengan hal kepada siapa seseorang itu berbicara. Papan menunjuk tempat maupun latar yang menyelimuti pembicaraan itu berlangsung.

Ragam bahasa Jawa secara umum ada dua yaitu ngoko dan krama. Ragam bahasa ngoko digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan lebih tinggi. Ragam bahasa krama digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih muda atau memiliki kedudukan lebih rendah. Pada prakteknya nanti ragam bahasa ngoko dibagi menjadi dua, yaitu ngoko lugu dan ngoko alus. Ragam bahasa krama dibagi menjadi dua, yaitu krama lugu dan krama alus.

 

TATA KRAMA

Tata krama terdiri atas dua kata yaitu tata dan krama. Tata berarti memosisikan sesuatu dengan standar atau pertimbangan yang diinginkan. Krama berasal dari istilah dalam ragam bahasa Jawa yaitu ragam bahasa Jawa yang tinggi maka ada istilah krama inggil. Tata krama adalah perilaku dan berucap yang baik atau sopan santun yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan menjadi norma dalam berinteraksi atau bersosialisasi.

Beberapa hal yang mencerminkan tata krama masyarakat Jawa dalam kehidupan sehari-hari.

  • Menundukkan badan ketika lewat di depan orang tua.
  • Memberikan sesuatu dengan ucapan yang santun dan menerima sesuatu dengan mengucapkan matur nuwun atau terima kasih.
  • Berbicara dengan orang lain menggunakan unggah-ungguh basa yang tepat.
  • Membiasakan mengucapkan nyuwun tulung atau minta tolong ketika meminta bantuan.

Demikian perbedaan istilah sopan santun, unggah-ungguh, dan tata krama. Semoga pembahasan ini bermanfaat. (*)

No comments:

Post a Comment