Salah satu bentuk ungkapan Jawa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu cangkriman. Mungkin dulu kita sering menggunakan ungkapan ini untuk bermain dengan teman-teman, sebelum datang era teknologi. Cangkriman digunakan anak-anak untuk saling tebak-tebakan. Rasanya asyik dan menarik saling goda antar-teman, jika ada yang tidak bisa menebak. Berikut ini pembahasan mengenai cangkriman.
PENGERTIAN CANGKRIMAN
Cangkriman adalah bentuk ungkapan bahasa
Jawa yang berisi tebak-tebakan, sehingga harus ditebak apa maksudnya. Tebakan
ini bisa dianggap masuk akal, namun ada juga yang di luar nalar.
JENIS CANGKRIMAN
Berbagai macam bentuk cangkriman yang
ada di masyarakat Jawa, antara lain sebagai berikut.
- Cangkriman berbentuk akronim
- Cangkriman berbentuk pengumpamaan
- Cangkriman berbentuk plesetan
- Cangkriman berbentuk tembang
CONTOH CANGKRIMAN
Berikut ini contoh cangkriman yang disampaikan sesuai
dengan jenis masing-masing.
Cangkriman Berbentuk Akronim
Cangkriman berbentuk akronim dalam
bahasa Jawa disebut cangkriman awujud
tembung wancahan. Jenis cangkriman ini adalah bentuk akronim dari sebuah
ungkapan yang harus ditebak sesuai dengan keinginan orang yang mengungkapkan,
namun biasanya ada beberapa cangkriman berbentuk akronim yang sudah sering
digunakan. Contoh cangkriman berbentuk akronim sebagai berikut.
- Pak bo letus batangane tepak kebo ana lelene satus (jejak kaki kerbau ditempati seratus ikan
lele).
- Pakbomba paklawa pakpiyut batangane tepak kebo amba tepak ula dawa tepak sapi
ciyut (jejak kaki kerbau lebar jejak kaki ular panjang jejak kaki
sapi sempit).
- Wiwawite lesbodhonge batangane uwi dawa wite tales amba godhonge (uwi panjang batang pohonnyatalas
lebar daunnya).
- Pipiru dhangdhangmoh thongthongjur batangane sapi-sapine padha kuru kandhange wis amoh
tlethong-tlethonge padha ajur (sapi-sapinya kurus kandangnya rusak kotorannya hancur
semua).
- Burnas kopen batangane bubur panas kokopen (bubur masih panas makanlah)
Cangkriman Berbentuk Pengumpamaan
Cangkriman berbentuk pengumpamaan
dalam bahasa Jawa disebut cangkriman
awujud pepindhan. Cangkriman ini adalah tebakan yang berisi mengenai
gambaran atau ciri-ciri mirip dengan jawabannya supaya penjawab bisa
membayangkan jawabannya. Contoh cangkriman berbentuk pengumpamaan sebagai
berikut.
- Sega sakepel dirubung tinggi batangane salak (nasi satu kepal dikelilingi tungau
jawabnya salak).
- Pitik walik saba kebn batangane nanas (ayam bulu terbalik tempatnya di
kebun jawabnya nanas)
- Simboke wuda anake tapihan batangane pring (ibunya telanjang anaknya memakai
kain jawabnya bambu).
- Simboke dielus-elus anake diidak-idak batangane andha (ibunya dipegang-pegang anaknya
diinjak-injak jawabnya tangga).
- Sing endhek didhudhaki supaya dhuwur
dene sing dhuwur diurug supaya endhek
batangane timbangan (yang rendah digali supaya tinggi sedangkan yang
tinggi diuruk supaya rendah jawabnya timbangan)
Cangkriman Berbentuk Plesetan
Cangkriman berbentuk plesetan dalam
bahasa Jawa disebut cangkriman awujud blenderan.
Cangkriman ini adalah tebakan yang jawabannya memiliki kemungkinan lebih dari
satu. Tujuan penggunaan cangkriman berbentuk plesetan adalah untuk mengecoh
penjawab. Maka penjawab harus bisa menerka kemungkinan lain dari jawaban yang
biasanya. Contoh cangkriman berbentuk plesetan sebagai berikut.
- Wong adol klapa dikepruki batangane sing dikepruki bisa klapane bisa uga wonge (orang jualan kelapa dipukuli
artinya yang dipukuli bisa kelapanya bisa juga orangnya).
- Endhog karo pitik dhisik endi? Batangane endhog yen dideleng saka ukarane, bisa uga
pitik yen dideleng kasunyatane (telur dengan ayam duluan mana? Jawabnya
telur kalau dilihat dari susunan kalimat, bisa juga ayam kalau dilihat
kenyataannya).
- Ana aksara Arab macane saka ngendi? Batangane tengen utawa alas (ada huruf Arab bacanya dari mana? Jawabnya
kanan kalau sesungguhnya, namun bisa hutan karena macan artinya harimau).
- Gajah ngidak endhog pecah apa ora? Batangane pecah yen sing karepake endhoge utawa ora
yen dikarepake gajahe (gajah menginjak telur pecah tidak? Jawabnya pecah
kalau yang dimaksud telurnya, tidak kalau yang dimaksud gajahnya).
- Biru bisane dadi wungu dikapakake? Batangane dipolas yen werna utawa digebuk yen sing
dikarepake biru : babi turu lan wungu : tangi (biru bisa jadi ungu diapakan?
Jawabnya diwarnai kalau berupa warna atau dipukul kalau yang dimaksud biru :
babi tidur dan wungu itu bahasa krama
dari bangun).
Cangkriman Berbentuk Tembang
Cangkriman berbentuk tembang dalam bahasa Jawa disebut cangkriman awujud tembang. Biasanya cangkriman
ini menggunakan carana tembang macapat sebagai bentuk tebakan. Maka pemberi
tebaka akan melagukan syair tembang sebagai tebakan yang disampaikan. Contoh cangkriman
berbentuk tembang sebagai berikut.
Tembang Pucung
Bapak pucung bleger sirah lawan
gembung
Padha dikunjara
Mati sajroning ngaurip
Mbijig bata nuli urip sagebyaran - (batangane
: rek)
Artinya:
Bapak pucung berwujud kepala dan badan
Semua terpenjara
Mati dalam kehidupan
Jika digoreskan akan hidup sebentar – (jawabnya : korek api)
Bapak pucung rupane saengga gunung
Tan ana kang tresna
Saben uwong mesthi sengit
Yen kanggonan den elus-elus
tinangisan – (batangane : wudun)
Artinya:
Bapak pucung bentuknya mirip gunung
Tidak ada yang suka
Semua orang pasti benci
Ketika xeseorang mendapatinya selalu dipengangi dan ditangisi
- (jawabnya : bisul)
Demikian pembahasan mengenai cangkriman, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mari terus melestarikan bahasa dan sastra Jawa! (*)
No comments:
Post a Comment