Breaking

Tuesday, September 29, 2020

WANGSALAN: PENGERTIAN, JENIS, DAN CONTOHNYA

Wangsalan

Banyak sekali bentuk ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki nilai kesusastraan yang tinggi. Salah satu ungkapan yang menarik untuk dibahas adalah wangsalan. Bentuk wangsalan ini mirip dengan cangkriman, sehingga juga bisa digolongkan dalam jenis basa rinengga atau bahasa yang indah.

 

PENGERTIAN WANGSALAN

Wangsalan adalah ungkapan yang mirip dengan cangkriman atau tebak-tebakan, namun biasanya jawabannya sudah tertera di akhir kalimatnya. Walaupun jawaban sudah tertera, namun bentuknya tidak secara terang-terangan. Jawaban pada wangsalan disampaikan secara tersembunyi atau disandikan (sinandi). Misalnya saja jawaban itu hanya disampaikan dalam bentuk satu suku kata atau lebih sehingga bunyinya mirip dengan kata yang menjadi jawabannya.

 

JENIS WANGSALAN

Wangsalan sebagai salah satu bentuk basa rinengga memiliki dua jenis sebagai berikut.

Wangsalan Biasa

Wangsalan biasa bisa terdiri atas satu kalimat dan dua kalimat. Biasanya dalam satu kalimat terdiri dari dua klausa. Biasanya klausa pertama terdiri atas empat suku kata dan klausa kedua terdiri atas delapan suku kata.

Wangsalan Edi-Peni atau Indah

Wangsalan edi-peni juga bisa terdiri atas satu kalimat dan dua kalimat seperti yang terjadi pada wangsalan biasa. Wangsalan edi-peni dalam satu kalimat juga terdiri dari dua klausa. Biasanya klausa pertama terdiri atas empat suku kata dan klausa kedua terdiri atas delapan suku kata. Letak perbedaan wangsalan edi-peni dengan wangsalan biasa adalah jenis wangsalan edi-peni  itu kalimatnya menggunakan purwakanthi guru swara.

 

CONTOH WANGSALAN

Contoh wangsalan ini akan kita bahas sesuai dengan jenis masing-masing.

Wangsalan Biasa

Berikut ini contoh wangsalan biasa yang terdiri atas satu kalimat:

  • Nyaron bumbung (angklung), ngantos cengklungen anggen kula ngantu-antu ngentosi rawuh panjenengan.
  • Mrica kecut (wuni), muni kok bab sing ora nyata.
  • Balung janur (sada), apa nyata bakal sida.
  • Balung jagung (janggel) Mas, sampun ketanggelan.
  • Sarung jagung (klobot), bobot timbang rak ana ing aku.
  • Sekar aren (dangu) lo Mas, sampun dangu-dangu tumunten rawuh mriki malih.

Berikut ini contoh wangsalan biasa yang terdiri atas dua kalimat:

  • Jenang sela (apu), wader kalen sesondheran (wader). Apuranta, yen wonten lepat kawula. 
  • Sayuk karya (saiyeg), wulung wido mangsa rowang (bido). Sayektine, wit saking bodho kawula.
  • Gelang swedha (ali-ali), kancing gelung munggwing dhadha (peniti). Ajwa lali, den nastiti barang karya.
  • Jenu tawa (tungkul), dhepoke Pandhta Drona (Sokalima). Ywa katungkul, ulah suka tan prayoga.
  • Wideng galeng (yuyu), putra Kresna Paranggrudha (Samba). Tyas rahayu, agawe tibaning wahyu.

Wangsalan Edi-Peni atau Indah

Contoh wangsalan edi-peni yang terdiri atas satu kalimat sebagai berikut:

  • Kapi jarwa (kethek), dakpetek mangsa luputa.
  • Kawi banyu (tirta), nyata karangane guru.
  • Carang wreksa (pang), nora gampang ngarang Jawa.
  • Kukus gantung (sawang), daksawang sajake bingung.
  • Kembang ganyong (midra), aja cidra marang wong.

Contoh wangsalan edi-peni yang terdiri atas dua kalimat sebagai berikut:

  • Bayem arda (lateng), ardane ngrasuk busana (besus). Mari anteng, besuse saya ketara.
  • Kulik priya (tuhu), priya gung Anjani putra (Anoman). Tuhu eman, wong anom wedi kangelan.
  • Tepi wastra (kemada), wastra kang tumrap mustaka (iket). Para mudha, ngudia angiket basa.
  • Kancing gelung (tusuk kondhe), gelung kondhe medhel Bandung (cioda). Besuk apa, damange mring Sastra Jawa.
  • Yaksa dewa (Bathara Kala), dewa-dewi lir danawa (Bathari Durga). Kala mudha, bangkit ambengkas durgama.

Demikian pembahasan mengenai wangsalan semoga bermanfaat bagi kita semua. Mari bersama-sama melestarikan bahasa dan sastra Jawa sebagai warisan leluhur bangsa! (*)

No comments:

Post a Comment