Breaking

Wednesday, February 15, 2023

WORKSHOP SLCC PGRI SURABAYA BERTEMA MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH RAMAH ANAK

sasana widya guru


Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua dan Guru, melainkan juga Negara. Sukses tidaknya anak di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor lingkungan sekolah.

 

Pemberitaan di Media sosial tentang Tindakan kekerasan pada peserta didik serta bullying masih sering kita dengarkan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat pada tahun 2014-2015, 10% kekerasan yang dialami anak berasal dari guru.

 

Dilatarbelakangi oleh hal-hal itulah, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membentuk Sekolah Ramah Anak (SRA). Sekolah Ramah Anak merupakan satuan Pendidikan formal, nonformal dan informal yang mampu memberikan pemenuhan hak dan perlindungan khusus bagi anak termasuk mekanisme pengaduan untuk penanganan kasus di satuan Pendidikan.

 

Salah satu tujuan disusun Kebijakan Sekolah Ramah Anak adalah untuk dapat memenuhi, menjamin dan melindungi hak anak, serta memastikan bahwa satuan pendidikan mampu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggung jawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati, dan bekerja sama untuk kemajuan dan semangat perdamaian.

 

Satuan pendidikan diharapkan tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, namun juga melahirkan generasi yang cerdas secara emosional dan spiritual. Sekolah Ramah Anak lahir juga tidak terlepas dari adanya Program untuk mengembangkan Kota Layak Anak (KLA) karena di dalam Kota Layak Anak harus ada pemenuhan 31 Hak anak, salah satunya melalui adanya Sekolah Ramah Anak.

 

Sekolah Ramah Anak merupakan salah satu indikator penting dari evaluasi Kota Layak Anak. Sebagai Kota metropolitan kedua di Indonesia, Pemkot Surabaya mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak Kategori Utama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI. Penghargaan itu diberikan menjelang Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022.

 

Guru atau pendidik memunyai peran penting dalam pembentukan Sekolah Ramah Anak. Untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan guru tentang Sekolah Ramah Anak, diperlukan adanya kegiatan workshopMembangun Budaya Sekolah Ramah Anak. Dengan adanya kegiatan workshop ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang Sekolah Ramah Anak.

 

Berikut ini beberapa materi menganai workshopMembangun Budaya Sekolah Ramah Anak yang bisa digunakan sebagai referensi:

 

 

Selamat belajar dan semoga bermanfaat! (*)

No comments:

Post a Comment