Breaking

Thursday, July 2, 2020

PETUNGAN TAHUN JAWA

Tahun Jawa Sultan Agung

Masyarakat Jawa memiliki petungan tahun yang dinamakan tahun Jawa. Petungan tahun Jawa itu diciptakan oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram. Menurut Purwadi dan Maziyah (2010: 19), pada petungan tahun Jawa ditemukan delapan nama tahun, antara lain tahun alip, ehe, jimawal, je, dal, be, wawu, dan jimakir, yang diambil dari nama huruf Arab. 

Satu tahun pada petungan tahun Jawa terdiri atas 354 hari disebut tahun wastu atau pendek, sedangkan 355 hari disebut tahun wuntu atau panjang, yaitu ditambahkan satu hari pada bulan Sura. Setiap tahun Jawa dipercaya memiliki watak pembawaan atau pengaruh yang ditentukan berdasarkan jatuhnya tanggal 1 Sura seperti berikut ini.

  1. Tanggal 1 Sura jatuh pada hari Minggu maka tahun ini disebut dite kalaba, yaitu tahun kelabang. Watak dari tahun kelabang adalah jarang hujan.
  2. Tanggal 1 Sura jatuh pada hari Senin disebut tahun soma werjita, yaitu tahun cacing. Watak dari tahun cacing adalah banyak hujan.
  3. Tanggal 1 Sura jatuh pada hari Selasa disebut tahun anggara wresjita, yaitu tahun katak. Watak dari tahun katak adalah banyak hujan.
  4. Tanggal 1 Sura jatuh pada hari Rabu disebut tahun buda wisaba, yaitu tahun kerbau. Watak dari tahun kerbau adalah banyak hujan.
  5. Tanggal 1 Sura jatuh pada hari Kamis disebut tahun respati mintuna, yaitu tahun mimi. Watak dari tahun mimi adalah banyak hujan.
  6. Tanggal 1 Sura jatuh pada hari Jumat disebut tahun sukra minangkara, yaitu tahun udang. Watak dari tahun udang adalah jarang hujan.
  7. Tanggal 1 Sura jatuh pada hari Sabtu disebut tahun tumpak menda, yaitu tahun kambing. Watak dari tahun kambing adalah banyak hujan.

Petungan tahun Jawa ini bisa digunakan sebagai sarana keprihatinan atau kehati-hatian dalam bertindak. (*)

No comments:

Post a Comment